Penalaran Deduktif
Apakah
kalian tau apa yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?
Pengetian
penalaran deduktif
Penalaran
deduktif adalah metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Faktor –
faktor penalaran deduktif :
1.
Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi
1. Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan
secara langsung yaitu:
Simpulan
secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis
yaitu prosisi tempat menarik simpulan. Jenis penalaran deduksi dengan penarikan
simpulan secara langsung, yaitu:
a. Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
b. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P.
(simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S.
(simpulan)
Contoh : Semua kucing adalah berbulu.
(premis)
Tidak satu pun kucing adalah
takberbulu. (simpulan)
Tidak satupun yang takberbulu adalah
kucing. (simpulan)
2. Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan
secara tidak langsung yaitu:
1.
Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme
kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang
kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan
anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden,
simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam
kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam
kesimpulan disebut premis minor.
Rumus :
Premis umum
: Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Contoh :
1) Semua
buruh adalah manusia pekerja
(2) Semua tukang batu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
Kaedah-
kaedah dalam silogisme kategorial adalah :
1. Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan
3. Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.
5. Dari
premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua
premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8. Dari
premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis. Menurut Parera (1991: 131) Silogisme
hipotesis terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Akan tetapi
premis mayor bersifat hipotesis atau pengadaian dengan “ jika …” konklusi
tertentu itu terjadi, maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis
minor menyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga
menolak konsekuen.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Sedangkan proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
Contoh:
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
3. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan .
Entimen atau
Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya
pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan
pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem,
penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih
luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan
argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.
Menurut
Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme"
adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan
berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi. Kata lainnya,
entimem merupakan silogisme yang diperpendek.
3. Salah nalar
Definisi Salah Nalar
Salah nalar
merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau
cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik
kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan,
atau ketidaktahuan.
Contoh salah
nalar :
Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE
Serelo Lahat, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Macam-macam
Salah Nalar
Deduksi yang salah
Generalisasi Terlalu
Luas
Pemilihan Terbatas
pada Dua Alternatif
Analogi yang Salah
4.
Deduksi
yang salah
Salah
Nalar yang amat lazim ialah simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis
salah atau yang berpremis yang tidak memenuhi syarat.
Contoh
nya : Pengiriman manusia ke luar angkasa hanya penghamburan ( Premis nya: semua
kegiatan ke angkasa hanya penghamburan).
Sumber :
Nama : Henry Jonathan Pardede
NPM : 27211981
Kelas : 3EB23